Tuesday, 22 November 2016

AL-BASYAR MAHKLUK PRIMITIF SEBELUM ADAM DAN SELEPAS HINN


KISAH AL-BASYAR
Sebelum itu segala Puji bagi Allaa SWT yang telah memberikan pelbagai ilmu dan segala kurnia kepada kita semua.Sewat salam kepada Nabi Muhammad SAW yang melalui perantaranya kita peroleh menjadi insan yang bermanfaat.

Memang pada dasarnya firman Allag dalam Al-Quran sudah merupakan kebenaran hakiki yang tidak boleh diubah seperti Undang-Undang Manusia, tapi tidak beberti Al-Quran tidak boleh dikaji keIlmiahannya dan apa yang tersirat didalamnya.Bukankah ketika Kitab Suci ini diturunkan,untuk menjadi Pedoman hidup jadi bagaimana jika kita tidak mengkaji dan mempelajarinya, kita mampu menjalani hukum hakam dan perintah yang asalnya mengandungi penafsiran dalam setiap kata mahupun ayat.Hal itu perlu dikaji terlebih dahulu dan kerana itu kita juga harus menguasai ilmu-ilmu lain seperti Ilmu Nahwu,Shorof,Ilmu Hadith,,Ushul Fiqh,,dan Ilmu Tafsir agar kita tidak tersalah laluan dalam menafsiri dan memahami untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Selama ini kita hanya mengetahu Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang mendarat di Muka Bumi...hal ini mungkin berlaku kerana masyarakat lebih memilih keyakinan yang diajar guru-guru mereka yang terdahulu daripada harus menceritakan hal-hal yang mungkin bai mereka boleh mendatangkan keraguan pada mereka.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengupas dan memberi penjelasan sedikit tentang terciptanya Makhluk lain sebelum kehadiran Adam..Semoga bermanfaat.


Apakah terdapat Kehidupan "Manusia" sebelum Nabi Adam hadir Ke Bumi?

Jawapannya : Ya...Memang ada.
 وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَDan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

Dari Firman Allah diatas,kita dapat melihat bahawa Allah sudah merencana menjadikan seorang Khalifah muka bumi dan sebelum itu Malaikat sudah bahawa sebelum terciptanya adam, sudah berlaku kerosakan dan peperangan diatas muka bumi



AL-BASYAR..."MANUSIA" PERIMITIF SEBELUM ADAM?

Kita sering mendengar tentang penemuan-penemuan bukti kehidupan Manusia Primitif /Manusia zaman Batu yang hidup bercawat kulit haiwan,memegang tombak2 memburu haiwan dan tinggal didalam gua Ratusan ribu tahun dahulu. Sedangkan umum mengetahui bahawa Manusia pertama 
dari Langit yang mendarat dimuka Bumi sekitar 5872 Sebelum Masihi dahulu  semestinya seorang yang bertamadun dan berteknologi tinggi malah hingga anak cucunya dari Qabil melarikan diri jauh dari Adam dikatakan telah mendirikan sebuah kota Utopia serba canggih dan diwarisi hingga ke Cucunya iaitu Tubal yang menentang pembinaan kapal serba canggih oleh Nuh.
Sedangkan "Manusia-Manusia Primitif dikatakan telah direkodkan kewujudan mereka jauh sebelum itu iaitu Ratusan Juta Tahun sebelum masihi.
Mereka disebut Al-Basyar sedangkan Adam dan keturunannya digelar Al-Insaan atau Bani Adam

Al-Basyar pada awalnya diciptakan sama seperti makhluk Allah yang lainnya iaitu dengan mengucap "Qun Fayaqun"tidak seperti Adam yang diciptakan satu demi satu dengan "Tangannya" dan apabila sudah tersiap lalu ditiupkan Roh kedalamnya.

 Al-basyar dikurniakan Akal lebih dari Haiwan dimana mereka diAjar untuk menghasilkan Api,membuat senjata dan mencari tempat perlindungan serta menyembah Azimat.Tetapi pada akhirnya mereka memberontak berperang antara puak dari satu perang menuju ke perang yang lainnya.Mereka tidak mengerti maksud Diplomasi sehingga Allah mentakdikan agar mereka dipupuskan oleh Bani Adam...

Wallahualam ~


Monday, 21 November 2016

MISTERI JASASSAH PEMBANTU AL-MASIH


Siapakah al Jassasah?

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais berkata,”Aku mendengar suara seruan dari muadzin Rasulullah saw untuk melaksanakan solat maka aku pun berangkat ke masjid dan solat bersama Rasulullah saw. Aku solat di saff para wanita dibelakang kaum laki-laki. Ketika solat sudah selesai, Rasulullah saw duduk diatas mimbar sambil tersenyum beliau bersabda,”Demi Allah sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu khabar gembira atau kabar buruk akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasranai kini telah memeluk islam.
Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang pernah aku katakan kepada kalian tentang al Masih Dajjal. Beliau mengisahkan perjalanannya kepadaku bahawa beliau berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau ditengah laut didaerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal.
Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Mereka berkata,”Celaka, dari jenis apakah kamu ini.” Ia menjawab,”Saya adalah Al Jassasah. Mereka bertanya,”Apakah Al Jassasah itu? (tanpa menjawab) ia berkata,”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di Binaan itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”

Tamim ad Dari berkata,”Ketika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut kerana kami menyangka bahawa ia Makhluk Syaitan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki binaan tersebut, di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke belakangnya serta antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.
Kami berkata,”Celaka, siapakah kamu ini?’ ia menjawab,”Takdir telah menentukan bahawa kalian akan menyampaikan khabar-khabar kepadaku, maka khabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab,”Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berguncang lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya kerana banyak bulunya. Maka kami berkata,’Celaka, apakah kamu ini?’ ia menjawab,”Aku adalah al jassasah.’ (Tanpa menjawab) ia berkata,”Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di binaan. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.”
Dia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata,”Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon kurma yang ada didaerah Baisan?” Kami berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia berkata,”Saya menanyakan apakah pohon-pohon korma itu berbuah?’ Kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Adapun pohon-pohon kurma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’
Kemudian dia berkata lagi,”Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya? Ia bertanya,”Apakah ia tetap berair?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’
Kemudian ia berkata lagi,’Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar.’ Mereka menjawab,’Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?’ Ia bertanya,”Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu?’ Kami menjawab,’benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.’
Lalu ia berkata lagi,’Beritakanlah kepadaku tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?’ Mereka menjawab,’Dia telah keluar dari Mekah menuju Madinah.’ Lalu ia bertanya,’Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia bertanya,’Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya bahwa ia (Nabi) itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya.’ Lalu ia berkata,’Apakah itu semua telah terjadi?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah al masihuddajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,”Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,”Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab,”Benar.’ Beliau saw berkata,’Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan oleh Tamim ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat dajal) terletak di laut Syam atau laut Yaman? Dimana Rasulullah saw mengisayaratkan tangannya kearah timur. Ia (Fathimah) berkata,”Hal ini saya hafalkan dari Rasulullah saw.” (HR. Muslim)
Didalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah mengakhirkan shalat isya pada suatu malam kemudian beliau saw keluar dan bersaba,”Aku terhalangi oleh kisah yang diceriakan oleh Tamim ad Dari tentang seorang laki-laki di sebuah pulau di tengah laut. Dan ketika ada seorang wanita yang terurai rambutnya lalu ada yang bertanya,”Siapakah kamu?’ wanita itu menjawab,”Aku adalah al jassasah. Dan pergilah ke biara itu.’ Maka aku (Tamim ad Dari) pun pergi menemui seorang laki-laki yang terurai rambutnya dan terbelenggu oleh besi melompat-lompat antara langit dan bumi.’ Aku pun bertanya,’Siapakah kamu?’ dia menjawab,’Aku adalah dajjal. Apakah tekah diutus seorang nabi yang ummi?’ Aku menjawab,’benar.’ Dia berkata,’Apakah mereka menaatinya atau makasiat terhadapnya?’ aku menjawab,’bahkan mereka menaatinya.’ Dia berkata,’hal itu lebih baik bagi mereka.”
Didalam menjelaskan tentang al jasssasah ini, al ‘Alamah Abu Thayib Abadi mengatakan bahwa mereka (rombongan Tamim) bertemu dengan seekor binatang melata yang berambut sangat lebat lalu binatang itu ditanya,”Siapakah kamu?’ dia menjawab,”Aku adalah al jassasah.” Ada yang mengatakan bahwa untuk menggabungkan antara dia riwayat tersebut yaitu bahwa dajjal memiliki dua al jassasah. Yang pertama adalah seekor binatang sedangkan yang kedua adalah seorang wanita.
Ada kemungkinan juga bahawa al jassasah adalah setan yang kadang menyerupai seekor binatang melata dan kadang menyerupai seorang wanita. Dan setan memiliki kemampuan untuk merubah bentuk dalam bentuk apa saja yang dia inginkan.
Atau ada kemungkinan bahwa ia adalah seorang wanita, karena wanita juga dinamakan dengan binatang melata sebagai bentuk kiasan sebagaimana firman Allah swt :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
Artinya,”Dan tidak ada suatu binatang melata (makhluk Allah yang bernyawa) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” (QS. Huud : 6) – (Aunul Ma’bud juz XI hal 334 – 335)
Tugas Al Jassasah
Tentang Al Jassasah ini, Imam Nawawi mengatakan bahawa dinamakan al jassasah kerana binatang itu ditugaskan untuk tajasssus atau memantau dan menyelidiki untuk mencari berbagai berita yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
Ibnu Manzhur mengatakan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah laut memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada dajjal.. sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad Dari, yang mengatakan,”Saya adalah al jassasah” yaitu binatang yang dilihat disuatu pulau ditengah laut. Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan biantang itu mencari berbagai berita untuk diberikan kepada dajjal. (Lisanul Arab juz VI hal 38)
Penuturan Imam Nawawi dan Ibnu Manzhur diatas adalah menurut arti bahasanya yang berarti memata-matai, mengintip atau menyelidiki. Sehingga orang yang senantiasa berusaha mencari-cari berita atau informasi disebut dengan al jaasuus. Al Jaasuus juga dipakai untuk orang yang sentiasa mencari-cari aib atau cacat orang lain, sebagaimana disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kalian saling memata-matai…”
Dan mereka semua tidaklah akan disebut dengan al jassasah dikeranakan dalil-dalil yang menceritakan tentang al jassasah tidaklah diperuntukkan bagi mereka, sebagaimana penjelasan diatas meskipun secara lahiriyahnya ada kesamaan prilaku antara keduanya yaitu sama-sama mencari berita.
Wallahu A’lam

Thursday, 17 November 2016

MISTERI BANGSAWAN KELAHIRAN BUIH


SIAPAKAH MEREKA?

Apabila kita membaca kisah-kisah sejarah purba di Nusantara mahupun dimana-mana pelusuk dunia suatu ketika dahulu dulu...banyak tercatat kisah tentang para Sultan dan Raja yang menjumpai dan mengambil Anak Angkat yg muncul dari BUIH BUIH.....
Dikatakan Bayi-Bayi Misteri ini muncul dari Buih buihan dari "Lautan Pekat".....

Persoalannya...
Apakah Sebenarnya Buih Itu??
SIAPA SEBENARNYA MEREKA INI....

Antara Individu-Individu Misteri yang pernah dicatatkan "dilahirkan" atau muncul dari Buih sebelum diambil kedalam keluarga Para bangsawan -


PUTERI MANI KEMENYAN

Salah seorang anak Angkat Raja Bersiong(Raja Ong Maha Perita Deria) selain Putera Buluh Betong. Dikatakan ketika berdiri ditepi sungai,baginda melihat gumpalan Buih Buih muncul dari mulut seekor "haiwan" dari dasar ke permukaan dan muncul seorang bayi perempuan lalu baginda mengambilnya sebagai anak angkat dan atas nasihat para pembesar, bayi itu haruslah diambil sebagai anak angkat dan dipasangkan dengan Putera Buluh Betong yang turut ditemui baginda secara mistik didalam hutan. Namun selepas kedua-dua anak angkat baginda mula membesar menjadi kanak-kanak, perilaku baginda bertukar menjadi aneh dan dahagakan darah, dan mula bersifat kejam menjadikan rakyat sebagai korban sebelum rakyat dan para tentera bangkit menentang dan mengusir baginda.

Raja Ong Maha Perita Deria digelar Raja Bersiong diatas peristiwa itu sebelum melarikan diri jauh ke Kelantan bersama dua anak angkatnya. Ketika meningkat remaja, Putera Buluh Betong digelar Raja Sakti dan dijodohkan dengan Puteri Mani Kemenyan  dan kerana "Kesaktian" yang dimiiki kedua pasangan ini, mereka diangkat sebagai Pemerintah dibeberapa daerah di Kelantan Purba dan melahirkan cucu cicit hingga generasi hari ini



PUTERI LELA MENCHANAI
Puteri Lela Menchanai adalah satu nama yang tidak asing bagi masyarakat di Brunei Darussalam malah ianya juga salah satu daripada ikon legenda di dalam masyarakat Kedayan.
Puteri Lela Menchanai dikatakan nenek moyang kepada masyarakat Kedayan sekarang yang mana mengikut teori kedua masyarakat Kedayan sekarang merupakan berasal daripada pengikut kepada Puteri Lela Menchanai yang bersama-sama di dalam rombongan perkahwinan Puteri Lela Menchanai, seorang puteri daripada tanah seberang yang berkahwin dengan baginda Sultan Bolkiah, sultan bagi Negara Brunei Darussalam suatu waktu dahulu. 

Juga diberi gelaran Puteri Buih – Asalnya Puteri Dari Buih Di Sungai.

Diriwayatkan suatu waktu dahulu terdapat sebuah Kerajaan lama bernama Amuntai yang terletak di Kalimantan Selatan. Alkisahnya Kerajaan Amuntai ini diperintah oleh dua orang raja bersaudara. Raja yang sulung bernama Patmaraga atau lebih dikenali dengan julukan Raja Tua. Manakala adiknya pula bernama Sukmaraga dengan julukan Raja Muda. Dikatakan walaupun kedua-dua raja ini telah mendirikan rumahtangga namun kedua-dua raja ini tidak dikurniakan dengan sebarang cahayamata bagi mewariskan kerajaan mereka. Dek kerana mengenangkan tiadanya waris maka kedua-dua raja ini telah mengambil kata sepakat untuk mendapatkan anak walau dengan apa cara sekalipun maka Raja Tua telah memerintahkan agar adindanya Raja Muda untuk mengusahakan apa yang perlu kerana ternyata Raja Muda lebih gagah dan lebih muda faktor usianya berbanding dengan Raja Tua. Dengan penuh tawakal, Raja Muda berserta dengan permaisurinya telah berusaha berjumpa dengan mereka yang pakar bagi mendapatkan zuriat dan pada suatu malam Raja Muda telah bermimpi didatangi oleh seseorang yang menyuruh baginda untuk pergi bertapa di sebuah pulau berdekatan dengan kota Banjarmasin.

Setelah terbangun daripada lenanya, Raja Muda pun menceritakan kisah mimpinya kepada permaisurinya dan tanpa ada berasa sangkal pada dirinya, permaisuri telah meminta Raja Muda untuk pergi ke lokasi yang diceritakan. Maka berangkatlah Raja Muda ke pulau yang dinyatakan untuk bertapa. Setelah sampai baginda pun mulalah bertapa seperti yang diajar di dalam mimpi baginda. Di dalam pertapaan inilah, Raja Muda telah mendapat firasat iaitu jika hendak mendapatkan zuriat maka hendaklah permaisurinya memakan bunga Kastuba. 

Maka Raja Muda pun mencari bunga kastuba yang tumbuh meliar di kawasan pertapaannya dan diberikannya kepada permaisurinya untuk makan. Kemudian pulanglah mereka ke istana di Kerajaan Amuntai bagi menanti berita baik yang akan tiba pada bila-bila masa. Setelah beberapa bulan berlalu, ternyata permaisuri Raja Muda telah hamil dan akhirnya setelah mengandung 9 bulan maka lahirlah putera kembar yang sangat elok rupa parasnya. Berbanggalah Raja Muda kerana ternyata Kerajaan Amuntai sekarang sudah mempunyai waris.

Berlainan kisahnya dengan Raja Tua yang mendengar perkhabaran gembira daripada Raja Muda juga mempunyai keinginan untuk mempunyai cahayamata sendiri. Maka Raja Tua dan permaisurinya pun berdoa dengan para dewa agar dikurniakan cahayamata juga. Pada malamnya, Raja Tua pula didatangi oleh seseorang di dalam mimpinya yang menyuruh baginda untuk bertapa di sebuah lokasi bernama Candi Agung yang terletak di luar kota Amuntai. Raja Tua dan permaisurinya pun tanpa berlengah-lengah telah mengikuti arahan yang diberikan. Walau bagaimanapun di sepanjang pertapaan tersebut, Raja Tua tidak menerima apa-apa firasat dan setelah tempoh pertapaan selesai baginda dan permaisurinya pun berangkat pulang ke istana dengan penuh sebak di dada. 

Di dalam perjalanan pulang ini, permaisuri merasa dahaga lalu mereka pun mengambil keputusan untuk berehat di sebatang sungai yang agak jernih. Ketika permaisuri mencedok air bagi menghilangkan dahaganya alangkah terkejutnya permaisuri secara tiba-tiba berbuih-buihlah di tengah sungai tersebut dan dengan tidak semena-mena timbullah seorang bayi perempuan yang terapung-apung dan mula menghampiri permaisuri. Rupa paras bayi perempuan tersebut terlalu indah dengan putih berseri-seri. Raja Tua dengan permaisuri percaya bahawa inilah zuriat yang diberikan kepada baginda lalu mengambil keputusan untuk mengangkat bayi perempuan tersebut sebagai puterinya. Dek kerana keindahan rupa paras bayi tersebut serta daripada mana asalnya maka bayi perempuan inipun diberikan nama Puteri Junjungan Buih.

Setiba di istana Kerajaan Amuntai, Raja Tua telah memerintah menteri istana iaitu Datuk Pujung untuk membuat persiapan bagi Puteri Junjung Buih. Ketika diberikan kepada Datuk Pujung inilah tiba-tiba Puteri Junjung Buih yang masih bayi ini telah pandai berkata-kata iaitu beliau berkeinginan untuk diselimutkan dengan selembar kain tenunan yang harus dibuat dalam waktu ½ hari jika tidak kesaktiannya tidak akan berkesan. Mendengar atas perkara tersebut, Raja Tua pun bertitah untuk memanggil siapa juga wanita yang ahli di dalam membuat tenunan kain.

Pada masa itu, Puteri Junjung Buih hanya di dalam dakapan permaisuri Raja Tua tidak diletakkan di atas katil. Setelah mengadapnya 40 wanita Kerajaan Amuntai yang ahli menenun maka bertitahlah Raja Tua iaitu barangsiapa yang mampu menenun selembar kain seperti yang dimahukan oleh Puteri Junjung Buih di dalam masa ½ hari maka wanita itulah yang akan diangkat menjadi pengasuh utama Puteri Junjung Buih dan dikurniakan dengan segala hadiah daripada Raja Tua. Ternyata hanya seorang sahaja wanita yang mampu melangsaikan selembar kain tenunan di dalam waktu yang dibenarkan iaitu seorang wanita bernama Ratu Kuripan. Tenunan yang dihasilkan pun bukannya calang-calang kerana tenunan yang dihasilkan amat indah sekali. Akhirnya Puteri Junjung Buih diselimutkan dengan selembar tenunan itu dan diserahkan kepada Ratu Kuripan untuk dijaga dengan seelok-eloknya di dalam istana Kerajaan Amuntai.

Apabila meningkat dewasa, Raja Tua dan Raja Muda ingin menyerahkan kekuasaan Kerajaan Amuntai kepada zuriat-zuriat mereka maka berpakatlah mereka untuk menyatukan putera sulung Raja Muda dengan Puteri Junjung Buih. Namun begitu mengikut ceritanya putera kembar yang bongsu Raja Muda juga menaruh hati kepada Puteri Junjung Buih. Akibat tidak berpuashati kedua-dua putera kembar ini bertelagah di antara satu sama lain sehingga membenarkan Puteri Junjung Buih mengkhabarkan kepada ayahandanya Raja Tua bahawa jodohnya tidak boleh golongan bangsawan yang senegara dengannya kerana jika dilakukan kemudian malapetaka akan berlaku kepada Kerajaan Amuntai kelak. Jodoh Puteri Junjung Buih hanya pada golongan bangsawan atau raja daripada sebuah negara yang sedang berkembang dengan gah di Pulau Borneo. Maka diceritakan akhirnya Raja Tua telah menjodohkan Puteri Junjung Buih dengan seorang raja daripada Pulau Borneo dan Puteri Junjung Buih sewaktu perkahwinannya telah dibekalkan dengan beberapa pengikut yang ahli di dalam serba serbi sebagai membantu Puteri apabila di bumi asing nanti.




PUTERI BASUHAN BULAN

Sejarah berdirinya negara Dipa diawali dengan adanya pelayaran yang dilakukan oleh Empu Jatmika. beliau adalah anak sebuah keluarga Kaya Raya dari Samudera.Kerana perebutan kuasa dari Ahli Keluarga,Ayahandanya Mangku Bumi mewasiatkan agar Empu Jatmika anaknya pergi keluar negeri dan mencari sebuah negeri yang bertanah panas dan berbau harum untuk diRajai selepas mendapat mimpi petunjuk dari Nabi Khidir yang merupakan rakan rapat kepada Baginda Mangkubumi.
Setelah ayahnya meninggal, Empu Jatmika memerintahkan kepada hulubalang Arya Magatsari dan Tumenggung Tatah Jiwa beserta Wiramartas yang merupakan orang yang menguasai banyak bahasa dan terkenal kehebatannya sebagai nahkoda untuk ikut dalam pelayarannya. Kapal yang digunakan adalah kapal Prabayaksa. Alkisah sampailah mereka pada daerah yang panas dan berbau harum yang bernama Pulau Hujung Tanah . Di situlah Empu Jatmika mendirikan kerajaan baru bernama Negara Dipateh yang artinya negeri seberang tanah. Empu Jatmika sendiri bergelar Maharaja di Candi. Dibangunlah Candi Agung. Sebuah Bangunan Maha Besar yang berkuncup tajam dipuncaknya
Empu Jatmika memiliki 2 orang anak dari hasil perkawinanya dengan Dewi Sekar Gading, yakni Empu Mandastana dan Lambung Mangkurat. Kerana masyarakat sekitar Candi percaya barangsiapa yang menjadi raja sedangkan dia bukanlah dari golongan raja, maka akan mendatangkan merabahaya. Maka Empu Jatmika yang bukan keturunan raja, melainkan hanya seorang saudagar yang kaya raya menyadari harus mencari raja yang sebenarnya. Oleh sebab itu, sebelum dia mangkat, dia memerintahkan kepada kedua orang putranya untuk mencari raja sesungguhnya dengan jalan cara bertapa. Empu Mandastana diperintahkan agar bertapa di gunung, di dalam gua atau di pohon besar, sedangkan Lambung Mangkurat bertapa di pusar air di atas rakit batang pisang di daerah Ulu Banyu.Perintah dijalankan setelah Empu Jatmika wafat. 
Pada ketika yang sama,Isteri Nabi Khidir dari Negara Gemilang Kaca nun jauh dibawah dasar laut bernama Dewi Sari Jaya sedang hamil.Nabi Khidir berpesan bahawa jika bayi itu lahir berbeza dari manusia ciptaan Tuhan Yang satu maka hendaklah dihantar ke permukaan dunia.Akhirnya bayi yang dilahirkan Dewi Sari Jaya adalah Bayi perempuan yang tidak mempunya sepasang kaki seperti manusia biasa.Akhirnya ditemukan takdir, diarahkan Panglima Batara Gangga membawa bayi itu didalam Buih Besar ke kepermukaan dunia dan terlihat Lambug Mangkurat sedang bertapa.Batara Gangga memerintah seekor ekor Naga mengusung bayi itu kepada Lambung Mangkurat
Lambung Mangkurat yang bertapa selama 40 hari 40 malam di daerah Ulu Banyu dan pada malam terakhir pertapaannya, terdengarlah suara aneh dari dalam air dan keluarlah seekor naga memuntahkan Bayi Perempuan yang berada dalam Gumpalan Buih dan memberi syarat agar Lambung Mangkurat menyediakan 40 jenis santapan dan makanan beserta iring-iringan dayang yang berpakaian serba kuning. Selain itu Junjung Buih meminta untuk dibuatkan Mahligai yang dikenal dengan nama mahligai Puteri Junjung Buih yang tiang-tiangnya terbuat dari Tiang bertarah, serta kain pamintan yang asal katanya adalah kain parmintaan (sasirangan) yang dibuatkan oleh 40 dara. Setelah permintaan Junjung Buih dikabulkan, maka buih tersebut membesar dan bercahaya dibawah sinaran Bulan terang. Dari sana keluar seorang puteri cantik jelita diberi gelaran Puteri Bulan, Raja Negara Dipa.
Lambung Mangkurat menjadi Mangkubumi Kerajaan Dipa merasa berkewajiban mencarikan suami yang pantas untuk Puteri Junjung Buih yang terkenal sakti. Maka bermimpilah Lambung Mangkurat. Dalam mimpinya dia bermimpi ayahnya, Empu Jatmika memberi petunjuk agar mencarikan calon suami raja di seberang lautan, yakni Kerajaan Majapahit. Maka diutuslah seorang pengawal ke Majapahit. Sesampainya di sana, Maha Patih Majapahit mengatakan dia memiliki anak tapi mempunyai kecacatan fisikalnya. Orang-orang menyebutnya Raja Bulat Bualing. Namun, demi menjalankan perintah, Raja Bulat Bualing tetap dibawa ke Negara Dipa.
Sesampainya di Muara Banjar, Puteri Junjung mendapat kabar bahwa calon suaminya hampir tiba di kerajaannya. Kerana sang Puteri menginginkan calon suami yang sakti yang tidak kalah saktinya dengan dirinya, maka Puteri Junjung Buih mengutus Naga untuk menghalau air agar kapal rombongan Raja Bulat Bulaling kandas. Dalam kebingungan para pengawal istana, maka Raja Bulai Bulaling memerintahkan agar melemparkan dirinya ke dalam air agar dirinya dapat membunuh naga. Pengawalpun menuruti perintahnya. Selama berhari-hari Raja Bulat Bulaling di dalam air. Konon waktu itu turun para pari pari dari langit yang berdoa atas keselamatan Raja Bulat Bulaling.
Akhirnya di dalam air muncul seorang laki-laki yang gagah perkasa. Dia adalah Raja Bulat Bulaling yang telah berubah wujudnya. Dia dikenal dengan nama Suryanata (Raja Matahari). Puteri Junjung Buih mengakui kesaktian Suryanata dan bersedia menjadi isteri.

KELAHIRAN SEMULA

Ribuan tahun kemudian DiNegeri Perak seorang Laksamana dan isteri telah lama mengidamkan seorang anak....Maka beliau telah berdoa kepada tuhan dengan mengatakan beliau akan menerima sahaja apa yang bakal dikurniakan hatta anak tersebut cacat atau kelihatan seperti haiwan...

Ditakdirkan muncul susuk bayi dalam Gumpalan Buih dalam hanyutan bersama-sama Tiang Cantik Bertarah berserta sisipan keris emas ketika  isteri laksamana mengambil wudhuk di laut tawar iaitu sekarang tempat taersebut bernama tiang bertarah.Pasangan Suami Isteri Laksamana begitu gembira mengambilnya sebagai anak angkat dan membesar sebagai gadis yang sangat jelita...dipendekkan cerita akhirnya beliau dipinang oleh Sultan Perak ketika itu...namun disebabkan Puteri buih ini disangka anak bunian kerana tidak diketahui asal usulnya maka Sultan Perak terpaksa berunding dan meminta nasihat dengan panglima hitam ( Penguasa Jin)....
Setelah perbincangan diadakan antara pihak Sultan dan Panglima Hitam maka 2 syarat telah ditetapkan untuk menghormati tempat datangnya Puteri Buih ini. 2 syarat tersebut ialah keturunan sultan tidak boleh minum air berpunca dari mukim Sungkai dan kedua tidak boleh memijak tanah di Sungkai tanpa beralaskan kain kuning sehingga hari ini....
Dikhabarkan Tiang Bertarah itu kini berada dalam simpanan Istana Perak..dan ada juga yang mengatakan ia telah dirampas Penjajah....

Wallahualam..

Terdapat lagi ratusan kisah Puteri-Puteri Buih dari serata dunia....
Persoalannya..SIAPAKAH MEREKA??
Wallahualam ~

Wednesday, 16 November 2016

RAHSIA BINTANG BUCU 6 ISRAEL


Sebenarnya, bintang enam ini adalah lambang bangsa Arab Kan'an. Ia ada sejak ribuan tahun dahulu. Bangsa Arab Kan'an menggunakan bintang ini sebagai lambang kaum mereka. Sebab itu, ketika Salahuddin datang, dia membina tingkap ini dengan mengekalkan lambang bintang enam ini sebagai menghormati kaum Arab Kan'an yang telah Islam. "

"Orang Kan'an merupakan penduduk asal tanah Palestin ini. Sebelum Israel dibawa oleh Nabi Musa ke Palestin, mereka telah ada. "

Malah Nabi Daud sendiri menggunakan Lambang Bintang ini sebagai lambang kebesaran Kerajaan Baginda

Ketika Salahuddin al-Ayubi dapat mengalahkan tentera salib di Jerusalem , beliau membawa dua mimbar dari Halab ( Aleppo ) Syria , tempat dimakamkan Saidina Khalid al-Walid . Saidina Khalid al-Walid antara sahabat yang berjuang untuk membuka kota Jerusalem ini. Setelah enam ratus tahun kemudian, Jerusalem berada di dalam tangan tentera salib. Pada tahun 1187, ia berada ditangan Islam kembali. Mimbar ini sebagai simbol bahawa masjid ini telah di dalam amanah Islam semula

Satu mimbar diletakkan di masjid al-Aqsa, satu lagi di masjid al-Khalil (Masjid dimakamkan Nabi Ibrahim a.s)
 




Israel menggunakan lambang bintang enam untuk menyatakan dia adalah penduduk asal Palestin ini. Mereka mengarang buku-buku yang menyatakan mereka adalah penduduk asal dengan menafikan bahawa Arab Kan'an adalah penduduk asal di sini.

Sebab itulah, Syeikh Yusuf Abu Sunainah menekankan kepada pemuda-pemuda Palestin agar kembali mendalami sejarah.

Apabila sejarah tidak diajar, maka akhirnya, sesorang akan hilang jatidirinya. Inilah yang sedang berlaku bagi penduduk Palestin yang bersekolah di sekolah rasmi. Enam puluh tahun berada di dalam jajahan Israel bermakna sudah masuk generasi ketiga tanah ini dijajah.

Renung-Renungkan

Saturday, 5 November 2016

MISTERI KOTA ANEH BERKILAUAN JOHOR PURBA

ASAL USUL JOHOR PURBA


Sebelum mendapat nama sebenar seperti sekarang, Johor telah di sebut-sebut dan terkenal di kalangan para pelayar dari Siam, Eropah, Timur Tengah dan Kerajaan sekitar Nusantara dengan berbagai nama lama sebelum  Kerajaan Kesultanan Melayu Melaka lagi.
Dalam buku Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612, Johor pada mulanya telah di kenali dengan sebutan dalam bahasa Jawa sebagai Ganggayu atau Gangga Ayu yg bermaksud sama seperti Warawari merupakan sebuah kerajaan besar di hulu Sungai Johor.
Dalam bahasa Siam, Johor telah disebut sebagai “Ganggayu” dan orang-orang Jawa menyebut Johor sebagai “Galuh”. Kedua-dua perkataan ini membawa maksud “Batu Permata”.

Kerajaan Ganggayu pernah dikalahkan oleh angkatan tentera Raja Suran. Ganggayu dikatakan sebuah negara besar, berkota batu hitam berkilau.

SejarahMelayu pertembungan antara Tentera Keling dan rakyat Siam. Tentera Keling merupakan tentera Raja Suran manakala rakyat Siam adalah tentera Raja Culan di Ganggayu.

Tentera Siam Ganggayu melawan tentera Keling Raja Suran seperti ditulis oleh Tun Seri Lanang dalam Sejarah Melayu menunjukkan bahawa aktifnya peranan Siam di negeri-negeri Semenanjung. Ahli sejarah menamakan Raja Suran sebagai Rajendra Chola 1 yang menyeberangi Selat Melaka menuju Gangga Negara, Beruas.

Sesudah itu beliau meneruskan ekspedisinya hingga ke Ganggayu (Gelang Kiu) pada tahun 1025. Raja Suran akhirnya mengahwini Puteri Onang Kio, Anak Raja Kota Ganggayu

Kota Ganggayu dikatakan sebagai "tempat itu sangat cantik dan peliknya" apabila pemerintah Pahang, Bendahara Seri Wak Raja Wan Ahmad melakukan lawatan dengan sambutan oleh Imam Perang Indera Gajah di Pulau Tawar (Hikayat Pahang) kerana persekitaran penuh dengan Kilauan Batu Permata yang dapat dilihat dari jarak jauh

Bendahara Wan Ahmad dikatakan tertarik dengan cerita legenda dikatakan terdapat seorang perempuan yang sangat cantik di Kota Ganggayu. Ini memperlihatkan bagaimana Kota Ganggayu dikenal dan pemerintah ketika itu begitu kagum terhadap legenda kota tersebut.

Ini dapat dihubungkan dengan peranan kawasan ini semenjak zaman purba hingga ke zaman "pelarian" Maharaja Dewa Sura (Gabenor Siam) dikejar angkatan Melaka pada abad ke 15. Ia menjadi laluan rentas ke Jeram Koi mungkin setelah dirasakan tidak mampu bertahan atau bersembunyi di Kota Ganggayu yang telah diketahui oleh angkatan Melaka.

Kemudian setelah Maharaja Dewa Sura ditangkap, Sultan Mansur Syah telah mengahwini Puteri Wanang Seri anak perempuan Maharaja Dewa Sura. Hasilnya melahirkan Raja Muhammad yang telah menikam hingga mati anak Tun Perak kerana tersepak bola raga terkena tanjak Raja Muhammad. Raja Muhammad ini dihantar ke Pahang menjadi raja Pahang dengan gelaran Sultan Muhammad Shah I (1470-1475).

Kota Ganggayu juga menjadi tempat perlindungan dan tempat "beramal" bagi para pahlawan zaman menentang perluasan kuasa Inggeris di Pahang seperti Dato' Bahaman, Tok Gajah dan Mat Kilau.

Tamadun persekitaran yang mungkin belum pernah ditimbulkan setakat ini ialah kewujudan "negara" Kangsa Indera. Kangsa Indera mungkin merupakan sebuah "negara" atau pusat tamadun yang terletak dalam mukim Pulau Tawar, Jerantut berjiran dengan Kota Ganggayu Antara kedua-dua "negara' Ganggayu dan Kangsa Indera mungkin bersifat gandingan persahabatan dalam menegakkan daulat masing-masing.

Kota Ganggayu dan Kangsa Indera juga dikaitkan mempunyai hubungan dengan kewujudan Tamadun di sekitar pesisiran Sungai Tembeling yang pernah diperkatakan oleh Chau Ju-Kua,  pengembara dan ahli sejarah China (1225) merujuk kepada negara Tan-ma-ling di Semenanjung Tanah Melayu.
Semasa Nusantara terkenal dengan perniagaan rempah ratus, para pedagang Arab juga telah datang untuk menjalankan perniagaan di sini. Dari masa kesemasa pengaruh bahasa Arab dan Islam menjadi semakin kuat dengan kedatangan para pedagang Arab ke sini.
Orang-orang Arab menyebut batu permata dengan panggilan “Jauhar”. Daripada sebutan Jauhar inilah, nama Johor lebih di kenali dan kekal sehingga sekarang.

Persoalannya, dimanakah Ghaibnya Batu2 Permata itu? Wallahualam....

QASTAN ZARIAN NAMA ASAL KERAJAAN PURBA PERAK

ASAL USUL PERAK PURBA


Menurut Sejarah Melayu sebelum munculnya nama Negeri Perak terdapat suatu kuasa besar yang dinamakan sebagai Kerajaan Gangga Negara (atau Qastan Zarian) yang terletak di satu kawasan yang dipanggil Daerah Dinding sekarang. Dikhabarkan kekuasaann kerajaan ini hingga meliputi Daerah Kinta, Perak Tengah dan Daerah Kuala Kangsar. Mengikut buku Sejarah Perak Dahulu Dan Sekarang, Kerajaan Gangga Negara diasaskan oleh Raja Ganjil Sarjuna daripada Kedah sebelum kurun ke-2, tetapi ada juga cerita yang menyebutkan bahawa kerajaan tua itu diwujudkan oleh Raja Khmer iaitu sebuah empayar yang meliputi Negara Kemboja sekarang. Kedua-dua versi ini adalah boleh diterima kerana kerajaan Kedah Tua adalah warisan dari Kerajaan Khmer. Kerajaan Gangga Negara dinyatakan berpusat di Beruas dan telah wujud sebelum abad ke-8 Masehi.
Namun ada riwayat mengatakan Gangga Negara adalah sebuah kerajaan di bawah pengaruh Funan. Jika benar, keujudan Gangga Negara adalah lebih awal lagi kerana Empayar Khmer ujud selepas keruntuhan Empayar Funan.
Dalam tahun 890 seorang anak Raja keturunan dinasti Sailendra Jawa bernama Bolaputra telah menyerang dan mengalahkan Kerajaan Gangga Negara. Pada masa itu, kerajaan Gangga adalah sangat makmur dan rakyatnya menggunakan emas sebagai perhiasan. Perdagangan dijalankan di Sungai Dinding. Penduduk sangat ramai, dikhabarkan, jika seekor kucing melintasi bumbung rumah, ia akan mengambil masa yang cukup lama untuk mencecah tanah. Tetapi setelah berkahwin dengan puteri Raja Gangga Negara, Raja Bolaputra pun berundur.
Pada kurun ke-11, Kerajaan Gangga Negara sekali lagi diserang tetapi pada kali ini oleh Raja Chola Rajendran I (Rajendran Chola Deva I dan Raja Suran) dan menyebabkan kemansuhan Kerajaan Gangga Negara. Raja Suran pula mungkin juga keturunan Raja Suran yang keturunannya telah membentuk kerajaan di Sailendra di Palembang dan Jawa dan akhirnya membentuk kerajaan Minangkabau dan Melaka. Kemudian itu wujudlah dua buah kerajaan iaitu Kerajaan Beruas dan Kerajaan Manjung. Kerajaan Beruas ini berpusat di Kampung Kota dan kerajaan ini sentiasa bersengketa dengan Kerajaan Manjung sehingga selalu berperang. Kerajaan Beruas dikatakan ditubuhkan oleh kerabat dari Sumatera Utara. Ini mungkin berkaitan tentang pengusaan Selat Pangkor, iaitu satu tempat yang amat baik untuk kapal perdagangan berlabuh. Akhirnya, Kerajaan Beruas telah meminta bantuan daripada Sultan Mahmud Shah, Sultan Melaka untuk mengadili kes ini. Sultan Melaka pun menitahkan Paduka Tuan menyerang Manjung dan telah mengalahkan Kerajaan Manjung dengan mudahnya.
Menurut satu cerita yang menarik sebagaimana yang dititahkan sendiri oleh Almarhum Paduka Seri Sultan Idris A’fifullah Shah ( Sultan Perak 33 ) mengatakan di zaman kerajaan Melayu Melaka sebelum wujudnya nama NEGERI PERAK, Negeri Perak terbahagi kepada tiga daerah iaitu Beruas, Manjung dan Janin ( Hulu Perak di bawah pemerintahan Tun Saban). Manjung dan Beruas dibawah takluk Melaka. Namun ketika itu, Negeri Melaka yang sebenar telah terjajah dengan Portugis. Sultan Melaka ketika itu bersemayam di Negeri Kampar, Pulau sumatera. Penghulu Manjung ketika itu ialah Tok Mahsuka. Ketiga-tiga pemimpin dari tiga daerah ini telah meminta seorang raja dari Melaka. Akhirnya Raja Ahmad, anak sulung Sultan Mahmud diangkat menjadi Sultan Perak yang pertama.
Pada zaman 1870an, Negeri Perak telah menerima Residen Inggeris melalui Perjanjian Pangkor. Sehubungan itu, Kerajaan Perak telah menyerahkan Daerah Dinding ini termasuk Pulau Pangkor kepada Inggeris. Istiadat menandatangani perjanjian penyerahan semula jajahan Dinding kepada Kerajaan Perak telah diadakan pada 16 Februari 1935 bertempat di hadapan Rest House Lumut. Bersempena dengan peristiwa itu, Jajahan Dinding telah ditukar namanya kepada Iskandar District dan Tanah Merah ( Lumut ) ditukar namanya kepada Port Iskandar. Sultan Perak juga telah berkenan melantik Raja Shahriman bin Raja Abdul Hamid sebagai Orang Besar Jajahan. Bagi memperingati peristiwa ini Masjid Al-Adli telah dibina melambangkan kesyukuran di atas penyerahan Dinding kepada Kerajaan Perak. Kini jajahan ini lebih dikenali sebagai Manjung.
Daerah Manjung merupakan sebuah unit pentadbiran yang merangkumi mukim Beruas dan Setiawan. Manjung yang dahulunya pernah menjadi jajahan takluk Beruas apabila pernah ditewaskan oleh Beruas dalam satu pertempuran, kini memasukkan Beruas sebagai salah satu
Untuk mengingati kembali kegemilangan kerajaan purba, jajahan yang dahulunya dikenali juga dengan panggilan Dinding ditukar namanya menjadi Daerah Manjung pada 1 Januari 1982 yang mana ia merupakan satu unit pentadbiran yang juga merangkumi mukim Beruas dan Sitiawan.
Manjung yang dahulunya menjadi jajahan takluk Beruas apabila apabila ia dikalahkan oleh Beruas dalam satu pertempuran dengan bantuan bala tentera dari Melaka, kini memasukkan pula Beruas dibawah daerah pentadbirannya. Sehingga tahun 1935 jajahan itu tidak dianggap sebagai sebahagian daripada negeri Perak. Lantaran itu pembangunan di situ berjalan agak lembab meskipun ia mempunyai banyak potensi yang boleh di majukan, khususnya dari segi perdagangan antarabangsa. Hanya selepas tahun 1935, barulah usaha untuk memajukan jajahan Dinding dipergiatkan tetapi tidak untuk menjadikan Lumut sebagi pelabuhan. Ini disebabkan terikat dengan perjanjian sulit antara kerajaan negeri-negeri selat dengan kerajaan Perak di mana dipersetujui yang kerajaan Perak tidak akan berbuat demikian, jika tidak jajahan Dinding tidak akan dikembalikan kepada Perak. Jajahan dinding dan Bandar Lumut sebagai pusat pentadbirannya mengambil masa yang agak panjang untuk membangun. Hampir enam dekad lamanya baru ada usaha-usaha untuk mengembalikan kegemilangannya.
Tokoh terlibat Nahkoda Mohamad Taib adalah orang yang bertanggungjawab dalam pembangunan awal Daerah Manjung yang dahulunya dikenali dengan nama Daerah Dinding. Sejarah bermula di Kuala Sepit di sekitar 1857. Beliau juga dikenali dengan nama Tok Noda telah mendapat perkenan dari Sultan Muazzam Shah untuk membangunkan Daerah Dinding setelah ramai yang gagal sebelum ini kerana serangan ganas pihak lanun. Dengan semangat dan iltizam yang tinggi beliau telah berjaya menyelesaikan masalah tersebut. Laluan laut yang selamat telah menggalakkan para pedagang untuk ke Kuala Sepit dan bermulalah kemajuan dan kemakmuran Daerah ini.

Thursday, 3 November 2016

JUMLAH SEBENAR RASUL DAN NABI SEJAK ADAM

JUMLAH NABI 124,000 & RASUL 313 DISELURUH DUNIA SEJAK ADAM HINGGA MUHAMMAD SAW





Melengkapi keyakinan dan iman kepada Rasul Allah, bahwa jumlah Nabi dan Rasul yang diketahui umat Islam ada perbezaan, satu kalangan hanya meyakini 25 Nabi dan Rasul, satu kalangan meyakini ada 124.000 Nabi dan 313 Rasul. Satu kesefahaman bahawa Nabi dan Rasul yang pertama adalah Nabi Adam AS, dan Nabi dan Rasul yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.
Nabi seorang lelaki yang diutus Allah SWT dan mendapatkan wahyu, tidak wajib menyampaikan kepada umatnya, sedang Rasul lelaki yang diutus Allah SWT, diberi wahyu, dan wajib menyampaikan risalah kepada umatnya. Seorang Rasul otomatisnya seorang Nabi. Tidak ada satu umatpun di dunia ini yang tidak diutus kepada mereka seorang Nabi. Sifat Wajib Rasul ada 4 (Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah), sifat mustahilnya ada 4, sifat jaiz/bolehnya ada 1.
Bagi seorang muslim wajib mengetahui 25 Nabi dan Rasul kerana ke-25 itu tersebut di dalam Al Qur’an, namun jumlah Nabi tidak hanya 25 melainkan 124.000 Nabi, jumlah Rasul juga tidak hanya 25 tapi sebanyak 313 ada juga yang meriwayatkan 315. Kita sering mendengar atau mendapatkan kisah selain 25 Nabi dan Rasul itu, seperti Nabi SYITS AS putra Nabi Adam AS, Nabi KHIDIR AS seorang guru Nabi Musa AS, Nabi SAMUEL AS yang mengkhabarkan kedatangan pemimpin Bani Israel iaitu Thalut untuk melawan Jalut, Nabi UZAIR AS yang dimatikan selama 100 tahun kemudian dihidupkan lagi oleh ALLAH SWT, dan Nabi-Nabi yang lain.
Namun bagi seorang muslim Sunni hanya diwajibkan mengetahui 25 Nabi dan Rasul kerana nama-namanya tersebut dalam Al Qur’an yang ertinya dalam kisah mereka penuh hikmah yang seharusnya seorang muslim mengetahuinya untuk pengajaran. Walaupun begitu mengetahui kisah Nabi dan Rasul yang lain adalah baik agar nampak kebesaran Tuhan dalam membimbing hamba-hambaNya. Nabi dan rasul adalah cahaya ilahi penerang kegelapan bagi hambaNya di dunia ini.
Nama – nama 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui:
  • Nabi Adam a.s.
  • Nabi Idris a.s.
  • Nabi Nuh a.s.
  • Nabi Hud a.s.
  • Nabi Saleh a.s.
  • Nabi Ibrahim a.s.
  • Nabi Luth a.s.
  • Nabi Ismail a.s.
  • Nabi Ishaq a.s.
  • Nabi Ya’qub a.s.
  • Nabi Yusuf a.s.
  • Nabi Ayub a.s.
  • Nabi Zulkifli a.s.
  • Nabi Syu’aib a.s.
  • Nabi Musa a.s.
  • Nabi Harun a.s.
  • Nabi Daud a.s.
  • Nabi Sulaiman a.s.
  • Nabi Ilyas a.s.
  • Nabi Ilyasa a.s.
  • Nabi Yunus a.s.
  • Nabi Zakaria a.s.
  • Nabi Yahya a.s.
  • Nabi Isa a.s.
  • Nabi Muhammad SAW
Nama 313 Rasul
Nama Rasul (1 s.d 105)Nama Rasul (106 s.d 209)Nama Rasul AS (210 s.d 313)
1 Adam106 Imshon210 Saalum
2 Tsits107 Kabiir211 Asyh
3 Anuwsy108 Saabath212 Harooban
4 Qiynaaq109 Ibaad213 Jaabuk
5 Mahyaa’iyl110 Basylakh214 Aabuj
6 Akhnuwkh111 Rihaan215 Miynats
7 Idris112 Imdan216 Qoonukh
8 Mutawatsilakh113 Mirqoon217 Dirbaan
9 Nuh114 Hanaan218 Shokhim
10 Hud115 Lawhaan219 Haaridh
11 Abhaf116 Walum220 Haarodh
12 Murdaaziyman117 Ba’yul221 Harqiil
13 Tsari’118 Bishosh222 Nu’man
14 Sholeh119 Hibaan223 Azmiil
15 Arfakhtsyad120 Afliq224 Murohhim
16 Shofwaan121 Qoozim225 Midaas
17 Handholah122 Ludhoyr226 Yanuuh
18 Luth123 Wariisa227 Yunus
19 Ishoon124 Midh’as228 SaaSaan
20 Ibrahim125 Hudzamah229 Furyum
21 Isma’il126 Syarwahil230 Farbusy
22 Ishaq127 Ma’na’il231 Shohib
23 Ya’qub128 Mudrik232 Ruknu
24 Yusuf129 Hariim233 Aamir
25 Tsama’il130 Baarigh234 Sahnaq
26 Tsu’ayb131 Harmiil235 Zakhun
27 Musa132 Jaabadz236 Hiinyam
28 Luthoon133 Dzarqon237 Iyaab
29 Ya’wa134 Ushfun238 Shibah
30 Harun135 Barjaaj239 Arofun
31 Kaylun136 Naawi240 Mikhlad
32 Yusya’137 Hazruyiin241 Marhum
33 Daaniyaal138 Isybiil242 Shonid
34 Bunasy139 Ithoof243 Gholib
35 Balyaa140 Mahiil244 Abdullah
36 Armiyaa141 Zanjiil245 Adruzin
37 Yunus142 Tsamithon246 Idasaan
38 Ilyas143 Alqowm247 Zahron
39 Sulaiman144 Hawbalad248 Bayi’
40 Daud145 Solih249 Nuzhoyr
41 Ilyasa’146 Saanukh250 Hawziban
42 Ayub147 Raamiil251 Kaayiwuasyim
43 A’us148 Zaamiil252 Fatwan
44 Dzanin149 Qoosim253 Aabun
45 Alhami’150 Baayil254 Rabakh
46 Tsabits151 Yaazil255 Shoobih
47 Ghobir152 Kablaan256 Musalun
48 Hamilan153 Baatir257 Hijaan
49 Dzulkifli154 Haajim258 Rawbal
50 Uzair155 Jaawih259 Rabuun
51 Azkolan156 Jaamir260 Mu’iilan
52 Izan157 Haajin261 Saabi’an
53 Alwun158 Raasil262 Arjiil
54 Zayin159 Waasim263 Bayaghiin
55 Aazim160 Raadan264 Mutadhih
56 Harbad161 Saadim265 Rahiin
57 Syadzun162 Syu’tsan266 Mihros
58 Sa’ad163 Jaazaan267 Saahin
59 Gholib164 Shoohid268 Hirfaan
60 Syamaas165 Shohban269 Mahmuun
61 Syam’un166 Kalwan270 Hawdhoon
62 Fiyaadh167 Shoo’id271 Alba’uts
63 Qidhon168 Ghifron272 Wa’id
64 Saarom169 Ghooyir273 Rahbul
65 Ghinadh170 Lahuun274 Biyghon
66 Saanim171 Baldakh275 Batiihun
67 Ardhun172 Haydaan276 Hathobaan
68 Babuzir173 Lawii277 Aamil
69 Kazkol174 Habro’a278 Zahirom
70 Baasil175 Naashii279 Iysaa
71 Baasan176 Haafik280 Shobiyh
72 Lakhin177 Khoofikh281 Yathbu’
73 Ilshots178 Kaashikh282 Jaarih
74 Rasugh179 Laafats283 Shohiyb
75 Rusy’in180 Naayim284 Shihats
76 Alamun181 Haasyim285 Kalamaan
77 Lawqhun182 Hajaam286 Bawumii
78 Barsuwa183 Miyzad287 Syumyawun
79 Al’azhim184 Isyamaan288 Arodhun
80 Ratsaad185 Rahiilan289 Hawkhor
81 Syarib186 Lathif290 Yaliyq
82 Habil187 Barthofun291 Bari’
83 Mublan188 A’ban292 Aa’iil
84 Imron189 Awroidh293 Kan’aan
85 Harib190 Muhmuthshir294 Hifdun
86 Jurits191 Aaniin295 Hismaan
87 Tsima’192 Namakh296 Yasma’
88 Dhorikh193 Hunudwal297 Arifur
89 Sifaan194 Mibshol298 Aromin
90 Qubayl195 Mudh’ataam299 Fadh’an
91 Dhofdho196 Thomil300 Fadhhan
92 Ishoon197 Thoobikh301 Shoqhoon
93 Ishof198 Muhmam302 Syam’un
94 Shodif199 Hajrom303 Rishosh
95 Barwa’200 Adawan304 Aqlibuun
96 Haashiim201 Munbidz305 Saakhim
97 Hiyaan202 Baarun306 Khoo’iil
98 Aashim203 Raawan307 Ikhyaal
99 Wijaan204 Mu’biin308 Hiyaaj
100 Mishda’205 Muzaahiim309 Zakariya
101 Aaris206 Yaniidz310 Yahya
102 Syarhabil207 Lamii311 Jurhas
103 Harbiil208 Firdaan312 Isa ibnu Maryam
104 Hazqiil209 Jaabir313 Muhammad SAW
105 Asymu’il

DAN Nama 124,000 Para Nabi DiSeluruh Dunia terlalu Banyak Untuk Ditulis....